03 Desember 2008

Cahaya Membaca Surah Alkahfi

Salah satu doa orang beriman yang diabadikan di dalam Al-Qur’an ialah: رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS At-Tahrim ayat 8) Doa ini dipanjatkan kepada Allah ta’aala oleh orang-orang beriman pada saat mereka melintasi jembatan di atas neraka. Suatu jembatan yang digambarkan oleh Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sebagai ”lebih halus dari sehelai rambut dan lebih tajam dari sebilah pedang.” Setiap orang yang pernah mengucapkan kalimat tauhid akan melintasi jembatan yang membentang di atas neraka. وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا ”Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.” (QS Maryam ayat 71) Ketika menyeberangi jembatan tersebut keadaan sangat mencekam dan gelap. Sehingga Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyatakan bahwa orang akan menyeberangi jembatan itu sesuai cahaya yang ia miliki. Cahaya tersebut berbanding lurus dengan tingkat keimanan dan amal kebaikan yang telah diinvestasikan seseorang sewaktu hidupnya di dunia. Orang yang beriman akan sanggup menyeberanginya hingga selamat sampai ke ujung. Sedangkan orang munafiq akan mengalami gangguan dalam menyeberanginya sehingga mereka bakal jatuh terjungkal ke dalam panasnya api neraka di bawah jembatan tersebut. قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَدْعُو النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِهِمْ سِتْرًا مِنْهُ عَلَى عِبَادِهِ، وَأَمَّا عِنْدَ الصِّرَاطِ، فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُعْطِي كُلَّ مُؤْمِنٍ نُورًا، وَكُلَّ مُؤْمِنَةٍ نُورًا، وَكُلَّ مُنَافِقٍ نُورًا، فَإِذَا اسْتَوَوْا عَلَى الصِّرَاطِ سَلَبَ اللَّهُ نُورَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ، فَقَالَ الْمُنَافِقُونَ: "انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ"[الحديد آية 13] وَقَالَ الْمُؤْمِنُونَ: "رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنا"[التحريم آية 8] فَلا يَذْكُرُ عِنْدَ ذَلِكَ أَحَدٌ أَحَدًا. “Allah ta’aala akan memanggil umat manusia di akhirat nanti dengan nama-nama mereka, ada tirai penghalang dari-Nya atas hamba-hambaNya. Adapun di atas jembatan Allah ta’aala memberikan cahaya kepada setiap orang beriman dan orang munafiq. Bila mereka telah berada di tengah jembatan, Allah ta’aala-pun segera merampas cahaya orang-orang munafiq. Mereka menyeru kepada orang-orang beriman: ”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya kamu.”(QS AtTahrim ayat 8) Dan berdoalah orang-orang beriman: ”Ya Rabb kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami.” (AlHadid ayat 13) Ketika itulah setiap orang tidak akan ingat orang lain.” (HR Thabrani 11079) Saudaraku, sungguh ini merupakan peristiwa yang sangat menakutkan. Sebab tidak seorangpun yang tahu apakah dirinya akan sanggup selamat hingga ke ujung jembatan pada saat itu. Maka marilah kita pelihara dan selalu tingkatkan ketaqwaan kita. Sebab Allah ta’aala menjamin bahwa orang-orang bertaqwa pasti akan diselamatkan dari api neraka. Hanya mereka yang zalim-lah yang akan dibiarkan terjungkal dari jembatan dan merasakan siksa neraka. ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا ”Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (QS Maryam ayat 72) Bahkan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam menegaskan dalam sebuah hadits bahwa orang bertaqwa tidak akan merasakan panasnya neraka karena Allah ta’aala akan jadikan api neraka laksana api yang menyentuh Nabi Ibrahim’alihis-salaam, yakni terasa dingin dan selamat bagi muttaqin. لَا يَبْقَى بَرٌّ وَلَا فَاجِرٌ إِلَّا دَخَلَهَا فَتَكُونُ عَلَى الْمُؤْمِنِ بَرْدًا وَسَلَامًا كَمَا كَانَتْ عَلَى إِبْرَاهِيمَ حَتَّى إِنَّ لِلنَّارِ أَوْ قَالَ لِجَهَنَّمَ ضَجِيجًا مِنْ بَرْدِهِمْ ثُمَّ يُنَجِّي اللَّهُ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَيَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا “Tidak ada orang sholeh dan orang jahat yang tersisa melainkan dia masuk ke neraka. Neraka itu dingin dan menyelamatkan bagi orang beriman, seperti halnya yang dialami Ibrahim sehingga neraka itu gaduh lantaran dinginnya mereka. Kemudian Allah ta’aala menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (HR Ahmad 13995) Dan dalam hadits lainnya Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam memberikan kabar gembira bahwa orang-orang beriman yang sholeh akan dikeluarkan dari neraka karena amal baiknya. { وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا } قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرِدُ النَّاسُ النَّارَ كُلُّهُمْ ثُمَّ يَصْدُرُونَ عَنْهَا بِأَعْمَالِهِمْ “Dan tidak ada seorangpun darimu, melainkan mendatangi sekitar neraka itu.” Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Seluruh manusia datang ke sekitar neraka, kemudian mereka keluar dari sana dengan amal baiknya.” (HR Ahmad 3927) Maka, saudaraku, marilah kita persiapkan bekal cahaya sebanyaknya guna menerangi lintasan kita di atas jembatan tersebut kelak. Dan salah satu bentuk upayanya ialah dengan secara disiplin setiap hari Jum’at membaca surah Al-Kahfi. أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : « إن من قرأ سورة الكهف يوم الجمعة أضاء له من النور ما بين الجمعتين » “Sesungguhnya barangsiapa membaca surah Al-Kahfi pada hari Jum’at, niscaya ia akan diterangi oleh cahaya antara dua Jum’at.” (HR Hakim 3349) Bila setiap hari Jum’at kita disiplin membaca surah Al-Kahfi, maka insyaAllah hidup kita sepanjang umur akan senantiasa deterangi cahaya untuk bekal keselamatan di akhirat, khususnya ketika melintasi jembatan di atas neraka. Amin.- Sumber Eramuslim.com

Bacaan Sesudah Sholat Lima Waktu

DI antara manfaat sholat lima waktu setiap hari ialah dihapuskannya dosa-dosa oleh Allah ta’aala. Subhaanallah...! Bayangkan, setiap seorang muslim selesai mengerjakan sholat yang lima waktu berarti ia baru saja membersihkan dirinya dari tumpukan dosa yang sadar tidak sadar telah dikerjakannya antara sholat yang baru ia kerjakan dengan sholat terakhir yang ia ia kerjakan sebelumnya. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu bahwa sesungguhnya Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Sholat lima waktu dan (sholat) Jum’at ke (sholat) Jum’at serta dari Ramadhan ke Ramadhan semua itu menjadi penghabus (dosanya) antara keduanya selama ia tidak terlibat dosa besar.” (HR Muslim 2/23) Bila seorang muslim memahami dan meyakini kebenaran hadits di atas, niscaya ia tidak akan membiarkan satu kalipun sholat lima waktunya terlewatkan. Bahkan dalam hadits yang lain dikatakan bahwa bila seorang muslim khusyu dalam sholatnya, maka ia akan diampuni segenap dosanya di masa lalu. Subhaanallah...! مَا مِنْ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلَاةٌ مَكْتُوبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا وَخُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا إِلَّا كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا مِنْ الذُّنُوبِ مَا لَمْ يُؤْتِ كَبِيرَةً وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ “Tidak seorangpun yang bilamana tiba waktu sholat fardhu lalu ia membaguskan wudhunya, khusyu’nya, rukuknya, melainkan sholatnya menjadi penebus dosa-dosanya yang telah lampau, selagi ia tidak mengerjakan dosa yang besar. Dan yang demikian itu berlaku untuk seterusnya.” (HR Muslim 2/13) Setiap hari manusia senantiasa melakukan dosa, baik sengaja maupun tidak. Maka seorang mu’min yang sadar pasti akan menempuh segenap upaya yang bisa mendatangkan ampunan Allah ta’aala dan dapat menghapuskan kesalahan-kesalahannya. Sehingga Allah ta’aala menggambarkan ciri orang bertaqwa sebagai orang yang bersegera menggapai ampunan Allah ta’aala. وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran ayat 133) Seorang yang beriman dan bertaqwa sangat tamak akan ampunan Allah ta’aala sebab ia tahu benar bahwa jika ia wafat dalam keadaan telah diampuni segenap dosanya berarti ia akan mengalami ketenteraman dalam hidup di alam kubur dan di akhiratnya. Demikianlah Nabiyullah Ibrahim ’alihis-salaam tatkala bermunajat di hadapan Allah ta’aala: وَالَّذِي أَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ ”...dan (Dialah Tuhan) Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat". (QS Asy-Syuara ayat 8) Maka untuk menyempurnakan datangnya ampunan Allah ta’aala dan dihapuskannya segenap kesalahan, seorang mu’min menutup sholat lima waktunya dengan membaca wirid yang diajarkan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Suatu bentuk wirid yang Nabi shollallahu ’alaih wa sallam jamin akan menyebabkan semua kesalahan seseorang bakal dihapus Allah ta’aala walaupun sebanyak lautan. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu ia berkata bahwa Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Barangsiapa bertasbih (membaca SubhanAllah) 33 kali sesudah setiap sholat lalu bertahmid (membaca Alhamdulillah) 33 kali lalu bertakbir 33 (membaca Allah Akbar) kali maka itulah sembilanpuluh sembilan. Lalu ia menyempurnakan menjadi seratus dengan: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ Tidak ada ilah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segenap kerajaan dan miliknya segenap puji-pujian, dan Dia atas segala sesuatu Maha Berkuasa, maka dihapuskan segenap kesalahannya walaupun sebanyak lautan.” (HR Muslim 939)
Sumber Era muslim

27 November 2008

BADUY - BANTEN

DI desa Kanekes kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Rangkasbitung Banten, terdapat suatu perkampungan yang dihuni oleh masyarakat suku Baduy yang hingga kini masih memegang teguh adat istiadatnya dengan mengisolasi diri dari perkembangan dunia luar. Mengutip dari Wikipedia, konon orang2 Kanekes mengakui dirinya sebagai turunan Batara Cikal yang merupakan satu dari 7 dewa (batara) yang diutus ke bumi dengan tugas utamanya bertapa tuk menjaga harmoni dunia. Mereka dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:1. Baduy Dalam (tangtu). Mereka merupakan masyarakat anti teknologi dalam arti yang sebenar2nya dengan ciri pakaian putih dan biru tua berikat kepala putih2. Baduy Luar (panamping). Mereka tinggal di luar wilayah baduy dalam berciri pakaian dan ikat kepala hitam. beberapa masyarakatnya sudah tidak sesaklek masyarakat baduy dalam.3. Dangka. Mereka tinggal diluar wilayah Kanekes yaitu Padawaras dan Sirah Dayeuh, yang katanya berfungsi sebagai daerah pelindung dari pengaruh dunia luar.
Tanggal 12 Juni 2005, bersama rombongan dari kantor, gw nekat ikutan mengunjungi perkampungan baduy luar. Dengan dipandu orang baduy asli, kita jalan kaki dari Ciboleger. Sebetulnya sih jalan kaki cuma satu jam. tp medannya berat banget bho! karena jarang olah raga jg kali ya. jalannya naek turun dan puanasnya minta ampun. ampe muka rasanya mo meledak dan kl kaos gw diperes mungkin keringetnya udh satu ember. so kl mo kesana gw saranin bawa kaos ganti ya. plus pake sepatu yg enak dipake dan gampang kering kl kena aer. karena ga jarang kita kudu nyebrangin anak sungai. ada beberapa warga baduy yang bersedia membantu bawain tentengan kalian kl emang dirasa ga kuat jalan sambil bawa bawaan (jangan lupa kasih imbalan ya).
Sampe di baduy dalam, ada satu objek menarik yaitu jembatan gantung. awalnya ngeri, tp tertarik jg tuk nyebrang. jembatan ini dibuat dari bambu yang disambung2 pake tali ke pohon. sejenak kita melepas lelah, sebelum akhirnya harus kembali ke realita yaitu berjalan lagi pulang dengan medan yg makin berat karena nyaris nanjak smua. ampe tengah jalan gw hampir aja nangis. saat itu sempat putus asa, maju masih jauh, mundur ntar ga nyampe2. Ada yg ngajak sampe ke baduy dalam. it takes almost 4 hours from Ciboleger. wah, kl 4 jam jalanannya lurus ky sudirman thamrin mungkin gw masih mau. konon lagi kabarnya di baduy dalam mereka sama sekali tidak mengizinkan kita memotret. ya sayang kan, kl udh jau2 jalan kaki ampe seok2 trus di jakarta ga ada yg percaya gw kesana karena tanpa dokumentasi, hehehe… Ada cerita seru. orang baduy itu kan friendly2. kl kamu ditanya alamat dan kamu kasih, jangan kaget kl pada suatu saat nanti mereka bikin kunjungan balasan. dengan berbekal alamat yg loe kasi, mereka jalan kaki (nyeker tentunya) dan kadang mampir ke wartel (kl lu kasih no telp) tuk ngasi tau keberadaan mereka sebelum akhirnya nyampe ke rumahloe.

20 November 2008

Berkunjung ke Baduy

SEPINTAS TENTANG MASYARAKAT BADUY
Oleh : Drs. Abdullah

1. Masyarakat Tradisional Siapa yang tidak mengenal masyarakat Baduy ?. Rasanya semua orang pasti mengenal masyarakat Baduy, hal ini dapat kita temukan dalam berbagai media masa atau pernah kita tonton di media elektronik, terutama pada acara-acara masyarakat tradisional yang ditayangkan oleh beberapa stasiun televisi swasta maupun televisi milik pemerintah.

Sepintas orang mengatakan bahwa masyarakat Baduy adalah masyarakat terasing atau orang lebih suka mengatakan masyarakat primitif, karena dengan berbagai keluguan, kepolosan, kejujurannya atau istilah lain untuk mengatakan bahwa masyarakat Baduy adalah masyarakat yang terisolir. Ternyata hal itu adalah persepsi yang salah bahkan teramat salah. Masyarakat Baduy adalah suatu komunitas masyarakat yang dalam kesehariannya banyak falsafah hidup yang dapat kita temukan dari setiap gerak dan langkahnya, prilakunya yang jelas dan tegas tidak pernah mengakui barang yang bukan miliknya. Pada masyarakat Baduy Dalam tidak kita temukan hak milik, yang ada hanyalah hak guna pakai saja, atau dengan kata lain bahwa masyarakat Baduy Dalam tidak pernah mengakui alam di mana mereka tinggal sebagai miliknya, pegunungan dengan bukit-bukit yang indah dipandang, asri tidak tercemari oleh polusi udara, air atau polusi suara semua itu adalah hak bersama, diolah bersama, dikelola bersama, dinikmati bersama, kalau begitu apa yang menjadi hak milik pribadi?.

Pada masyarakat Baduy dalam tidak ditemukan hak milik pribadi, berbeda dengan masyarakat Baduy Luar, masyarakat Baduy Luar sudah ada pengakuan terhadap hak milik. Berbeda sekali dengan masyarakat pada umumnya, yang menamakan dirinya sebagai masyarakat modern, sebagai pengelola dan sekaligus juga sebagai perusak.Masyarakat Baduy adalah suatu komunitas masyarakat yang mengisolir diri, jadi bukan masyarakat yang terisolir, apalagi primitif. Keberadaan masyarakat Baduy sudah ada sejak zaman dahulu kala bahkan menurut kepercayaan masyarakat Baduy, bahwa Nabi Adam A.S. pertama kali menginjakan kakinya ke dunia ketika di usir oleh Allah SWT, karena kesalahannya, adalah di Baduy di Desa Kanekes, oleh karena itu masyarakat Baduy menganut Agama Islam Sunda Wiwitan atau Islam yang pertama, yang dibawa oleh Nabi Adam, A.S. Oleh sebab itu ketika kita bertanya apakah orang baduy melakukan ibadah Sholat seperti umat Islam pada umumnya, jawaban mereka singkat “ … kami mah teu bagian parentah sholat…”. ( kami tidak dapat perintah menjalankan Sholat). Apabila masyarakat Baduy seperti kita penganut Agama Islam pada umumnya, maka mereka adalah masyarakat yang taat dan patuh pada aturan, buktinya aturan-aturan kepemimpinan, begitu dijunjung tinggi, apapun yang di amanatkan Puun (pemimpin tetinggi masyarakat Baduy) selalu ditaati dan dihormati, tidak ada kata untuk melanggar apa yang telah menjadi hasil kesepakatan 3 orang Puun dan Jaro 12 (Jaro = Kepala Desa) maka semua itu pamali untuk dilanggar.

2. Sisi Lain Masyarakat Baduy Ada suatu keunikan yang dimiliki oleh masyarakat Baduy, terutama masyarakat Baduy Dalam, apabila mereka bepergian jauh maka pantang bagi mereka untuk naik kendaraan, apakah mereka tidak punya uang ?, jangan salah orang Baduy sudah melakukan jual beli sejak lama, mereka tidak lagi barter sebagaimana yang sering ditanyakan seorang siswa pada gurunya. Orang baduy pantang culangung, setiap kali mereka berjalan selalu beriringan dan selalu yang lebih tua atau yang dituakan di depan, apa falsafahnya, disamping sebagai penghormatan dan ketaatan terhadap aturan, maka seandainya ada sesuatu terjadi pada rombongan atau iring-iringan tersebut maka yang menjadi tameng adalah orang yang berada depan, sedang yang di belakang dapat segera bersiap-siap, itulah suatu wujud tanggung jawab seorang pemimpin sejati yang tidak pernah mau mengorbankan anak buahnya, bagaimana dengan pemimpin kita ?, biarkan rakyat sengsara atau menderita yang penting pemimpin tidak, biarkan rakyat mati di medan pertempuran lebih dahulu yang penting pemimpinnya tidak. 3. Baduy Luar dan Baduy Dalam Sekelumit cerita dan fakta tersebut di atas merupakan bukti nyata yang dilakukan oleh masyarakat Baduy Dalam. Kalau begitu bagaimana dengan masyarakat Baduy Luar ?.Istilah Baduy Luar dan Baduy Dalam telah ada sejak zaman dahulu kala, siapa orang Baduy dalam itu ?, mereka adalah komunitas masyarakat yang betul-betul tidak memperdulikan kehidupan modern, mereka orang-orang bersih yang sangat taat pada aturan, taat pada pemimpin, hormat, jujur, jalannya selalu lurus, bersih hatinya, tidak kenal menyerah, penunggu yang sangat setia, tidak merusak, menggunakan apa yang disediakan alam, tidak berlebihan, jernih fikirannya, mungkinkah mereka itu sufi-sufi utusan Tuhan yang sedang menunggu waktu kejayaan negara ini. Apabila Orang Baduy sudah memakai SAPATTU ini kata kiasan hidup ( bukan Sepatu ), apabila orang Baduy sudah sapat waktu ( habis waktu) dalam penantiannya di Kanekes, apa gerangan yang bakal terjadi ?. Keberadaan Orang Baduy Dalam di Kanekes tidak pernah tergiur oleh indahnya kehidupan modern, meraka sangat sederhana dan sangat bersahaja tidak tergiur dengan kehidupan duniawi, oleh karena itu mereka selalu berada di dalam, di Kanekes. Sesekali mereka ke luar untuk melihat kenyataan yang dapat mereka rekam dengan ingatannya, Orang Baduy memiliki ingatan yang sangat kuat.

Kehidupan masyarakat Baduy Dalam di Kanekes di kelilingi pegunungan dan bukit-bukit, bila kita ingin melihat bagaimana kehidupan mereka dari dekat, maka kita harus menempuh perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 3 – 4 jam kurang lebih 15 KM , orang Baduy menempuh perjalanan tersebut sekitar 1 jam, paling lama satu setengah jam. Jangan bermimpi bisa naik ojeg untuk pergi kesana ( ke baduy dalam ), jangankan ojeg binatang kaki empat saja tidak ada, kecuali anjing. Bagaimana mereka tahu perkembangan dunia luar, minum, mengambil air masih menggunakan batang bambu, makan memakai piring kaleng, mandi tidak boleh memakai sabun, keramas tidak memakai shampo,apalagi Cream Bath, sikat gigi tidak memakai odol, radio tidak ada, apalagi TV, dari mana mereka tahu tentang dunia luar ?, jangan heran bila mereka mengetahui dunia luar dan kejadiannya lebih dahulu, dari mana mereka tahu ?, mata batin mereka lebih tajam dari pada pedang, sekalipun pedang Katana dari Jepang. Masyarakat Baduy Luar adalah sebagai penjaga pintu dari berbagai arah, karena masyarakat baduy luar terdiri dari 50 perkampungan, sedangakan Baduy Dalam hanya tiga perkampungan yakni : Cibeo, Cikertawana dan Cikeusik yang masing-masing dipimpin oleh Puun Sahadi, Puun Kiteu, dan Puun Kiasih mereka adalah pemimpin tertinggi masyarakat baduy. Masyarakat Baduy Luar selalu taat dan tertib menjaga masyarakat Baduy Dalam, karena setiap kali pengunjung yang resmi maupun tidak, bila ingin masuk ke Baduy Dalam harus mendapat izin dari seorang Jaro yakni Jaro Dainah, karena beliau adalah seorang Jaro Pamarentah yang berfungsi ganda dan sekaligus mediator antara masyarakat baduy dengan masyarakat luar, juga sebagai mediator antara masyarakat Baduy dengan unsur pemerintah. Ada keleluasaan yang diperoleh masyarakat Baduy Luar, mereka boleh naik kendaraan, pake sabun, Odol, piring, gelas, teko (ceret), pakaian sudah agak sedikit modern, perhiasan, dan lain-lain layaknya dipergunakan oleh masyarakat umum, akan tetapi mereka tetap bersahaja dengan aturan adat baduy, hanya dengan kata pamali saja mereka tidak berani melakukan kegiatan yang dilarang tersebut. Itulah suatu wujud ketaatan masyarakat Baduy terhadap aturan yang di buat secara bersama-sama dan turun temurun, sekalipun tidak tertulis, tetapi kekuatan hukumnya lebih ampuh dari pada hukum tertulis yang diterapkan oleh negara tercinta ini, di adat baduy, orang yang mendapatkan sangsi karena kesalahannya melanggar adat misalnya, maka dia akan di kurung selama 41 hari, setelah itu ditanya oleh Puun apakah masih ingin tetap di Baduy atau ingin ke luar dari Baduy, tidak ada paksaan dalam menentukan pilihan tersebut, itulah suatu bentuk pertanyaan Kharismatik dari seorang pemimpin tertinggi dalam suatu komunitas masyarakat Baduy.Bila masih ingin tetap di Baduy maka tidak boleh melakukan perbuatan tersebut, tetapi bila ingin keluar dari Baduy pun tidak ada yang menghalanginya,

4. Kepemimpinan di Baduy Sering kita membaca di surat kabar atau menyaksikan di layar televisi, bahwa terjadi demonstrasi menuntut diturunkannya pemimpin yang baru saja terpilih, baik Gubernur, Bupati, maupun Wali Kota bahkan Kepala Desa, hal itu dilakukan karena ketidak puasan dari masyarakatnya, atau karena dalam proses pemilihannya dilakukan dengan berbagai cara, walaupun cara yang dilakukan melanggar aturan, yang pada akhirnya mereka melakukan demonstrasi menuntut diturunkannya pemimpin yang beru terpilh tersebut. Berbeda dengan masyarakat Baduy, yang jelas-jelas dilarang bersekolah pada sekolah formal, namun dalam proses pemelihan hingga terpilihnya pemimpin mereka tidak pernah orang Baduy melakukan demonstrasi karena ketidakpuasan atas pemimpin terpilih, karena orang Baduy terutama para tokoh kepuunan sudah mempersiapkan calon-calon berikutnya yang siap memimpin baduy pada era berikutnya. Orang Baduy mempersaiapkan pemimpinnya melalui proses ritual yang cukup panjang, selain itu pula para pemimpin baduy cukup selektif dalam memilih calon pemimpinnya yakni dengan cara memperhatikan garak gerik para calon pemimpin mereka dimasa datang, pengetahuannya, kejujurannya, kebersahajaannya, serta sifat-sifat terpuji lainnya. Apabila sudah tiba waktunya, maka calon tersebut siap dipilih jadi pemimpin.Adapun pemimpin tertinggi pada masyarakat Baduy disebut Puun, yakni Puun Sahadi, Puun Kiteu dan Puun Kiasih, setelah Puun pemimpin berikutnya adalah Jaro, Jaro terbagi atas dua yakni Jaro Adat dan Jaro Pamarentah, Jaro Adat ada 7 yang disebut dengan Jaro Tujuh, secara hierarki Jaro Adat Baduy dalam lebih tinggi kedudukannya dari pada Jaro Pamarentah dalam kepemimpinan adat. Sedangkan Jaro Pamarentah adalah Jaro yang dipilih oleh Puun dan para pemuka adat, baik Baduy dalam maupun Baduy Luar, adalah sebagai penghubung antara masyarakat Baduy dengan Pemerintah Daerah yang manyangkut masalah-masalah kependudukan, pemerintahan, adat istiadat dan kelestariannya, maupun hal lain yang menyangkut kepentingan pemerintah maupun kepentingan masyarakat Baduy.Disamping Puun dan Jaro serta wakil Jaro, pada masyarakat Baduypun ada yang disebut penghulu yakni penghulu untuk menikahkan dan penghulu yang mengurus orang meninggal. 5. Sistem Manajemen yang handal Sepuluh tahun yang lalu tepatnya tahun 1997, bangsa Indonesia khususnya dan umumnya negara-negara berkembang mengalami krisis moneter, dimana negara berkembang lainnya dapat dengan cepat keluar dari masalah krisis moneter, namun bagi bangsa Indonesia tidak mudah keluar dari krisis tersebut, bahkan sampai saat ini dampak tersebut masih terasa sampai saat ini, disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya banyaknya koruptor yang bercokol di Indonesia, jatuhnya nilai rupiah, banyaknya para pengusaha yang menukar rupiah dengan dollar serta masalah yang tak kalah pentingnya yakni menurunya kepercayaan terhadap pemimpin negara dan maraknya proses pemilihan pemimpin negara pada saat itu, yang dampaknya mempengaruhi kebijakan politik Indonesia, sosial ekonomi, kebudayaan, sehingga bangsa Indonesia begitu tetpuruk kehidupan sosial ekonominya. Begitu berartikah krisis moneter bagi masyarakat Baduy? Jawabannya, tentu tidak.Saat-saat bangsa ini mengalami keterpurukan namun orang Baduy, tidak, mengapa ?.Orang Baduy memiliki sistem manajemen yang canggih, walaupun sangat sederhana, yaitu, bahwa Orang Baduy :1. Hidup dari alam yang dikelolanya2. Hidup dengan kesederhanaannya3. Tidak mengenal hura-hura4. Hidup apa adanya5. Selalu menyisihkan hasil panen di leuit ( lumbung padi) Mungkin anda tidak percaya kalau di Baduy ada padi yang berusia ratusan tahun yang tersimpan dengan aman di leuit ( lumbung padi ), bila anda berkunjung ke Baduy anda akan menemukan puluhan leuit ( lumbung padi ) yang tertata dengan rapi disetiap pinggiran kampung, menurut informasi bahwa satu kepela keluarga memiliki satu leuit bahkan lebih, hal ini dilakukan secara turun temurun untuk mengantisipasi tyerjadinya paceklik, kemarau panjang, hama wereng atau penyakit padi lainnya. Oleh karena itu setiap kali panen masyarakat baduy selalu membagi hasil panennya menjadi 3 yaitu :1. spertiga disimpan di leuit ( lumbung padi )2. sepertiga dijual3. dan spertiga dikonsumsi ( Untuk kebutuhan sehari-hari )artinya bahwa orang Baduy memiliki perhitungan yang matang untuk menghadapi kehidupan dimasa datang dan semuanya sudah dimanaj sedmikian rupa walaupun dengan sistem manajemen sederhana, namun cukup handal, bahkan dapat ditiru oleh para pemimpin bangsa ini, kiranya Indonesia yang terkenal dengan hasil pertaniannya dapat memanaj hasil pertanian dengan manajemen modern untuk bekal dihari kemudian, jangan sampai bangsa ini selalu menangis karena kekureangan stok beras, bahkan harus mengimport beras dari negara lain, dimanakah letak nurani para pemimpin bangsa ini, kok kalah sistem manajemennya oleh masyarakat Baduy.

6. Contoh yang Teruji Pepatah Baduy mengatakan : “ Lonjor teu meunang dipotong,pondok teu meunang di sambung”. Istilah ini sangat sederhana namun memiliki makna yang teramat dalam yakni bahwa masyarakat Baduy tidak pernah menambah-nambah sesuatu yang tidak ada di sana, namun juga tidak merusak tatanan yang ada, baik berupa kekayaan alam yang berupa hutan, sungai, kebun ( ladang ), termasuk binatang yang ada dan hidup disana. Dalam ketaatan terhadap aturan adat, mereka benar-benar memegang teguh karena setiap pelnggaran ada sangsinya walaupun sangsinya tidak tertulis, hanya dengan istilah pamali saja masyarakat Baduy sudah tabu. Kejujurannya dapat di uji, jarang berbicara, apalagi tidak perlu, bila ditanya menjawab cukup apa adanya. Orangnya konsekwen dan dapat dipercaya, hormat terhadap orang lain, rendah hati, blak-blakan orangnya, pekerja keras, santun dan juga menghargai serta menghormati orang lain yang tidak dikenalnya, apalagi dengan orang-orang yang sudah dikenalnya, pendek kata bahwa orang Baduy dapat dijadikan contoh teladan oleh masyarakat luas karena sifat-sifatnya.Berbeda dengan masyarakat luas pada umumnya yang kehidupannya sangat glamour, selalu merasa tidak puas, merusak, serakah, tidak menghargai orang lain serta selalu mersa paling pintar, berbicara atas nama rakyat, kenyataannya untuk kepentingan pribadi dan golongannya. 7. Kesimpulan Banyak hal yang patut kita contoh dari kehidupan masyarakat Baduy, misalnya jujur, konsekwen, taat, penjaga alam bukan perusak alam, rendah hati, kepolosannya, dan manajer yang handal, serta pemimpin yang bertanggung jawab.

INDAHNYA BADUY

KABUPATEN Lebak , disebelah utara berbatasan den gan Kabupaten Serang dan Tangerang, sebelah barat dengan Kabupaten Pandeglang, sebelah timur dengan Kabupaten Bogor dan Sukabumi dan sebelah selatan dengan Samudra Indonesia.. Selain alamnya yang kaya dengan aneka tambang dan hasil perkebunan, pertanian juga memiliki potensi perikanan laut dengan panjang pantai 75 km dari Muara Binuangeun - Cibareno, daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Gerbang Baduy Keberadaan suku Baduy di wilayah ini merupakan daya tarik tersendiri. Suku yang bermukim di areal seluas 5.101 ha di Desa Kanekes, Leuwidamar atau sekitar 38 km dari Rangkasbitung, kota kabupaten Lebak. Untuk menuju kawasan itu dapat menggunakan mobil dengan waktu tempuh 1,5 jam dari Rangkasbitung ke Ciboleger, pintu gerbang Kanekes. Suku Baduy terbagi menjadi dua bagian yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Baduy Dalam bermukim di tiga kampung yaitu Cikeusik, Cikertawarna dan Cibeo sedangkan Baduy Luar bermukim di kampung-kampung di luar ketiga kampung dalam tersebut. Dengan jumlah kampung seluruhnya ada 53 kampung. Masyarakat Baduy memiliki hukum adat yang sangat kuat dengan sistim pemerintahan sendiri yaitu pemerintahan adat Baduy dengan kepala pemerintahan disebut Puun yang jumlanya ada tiga yaitu: Puun Cikeusik, Cikertawarna dan Cibeo.

Variasi Ciuman Penambah Sensasi

DI ERA modern seperti sekarang, berciuman tidak hanya dilakukan dengan hidung, bibir atau lidah semata. Kini dapat divariasikan dengan menggunakan 'sesuatu' di dalam mulut untuk memperoleh sensasi kenikmatan rasa baru.Variasi berciuman ala Ki Guno Asmoro, penulis buku "Kamasutra & Kecerdasan Seks Modern", di antaranya:Ciuman sensasi potongan esCiuman ini dilakukan seseorang dengan terlebih dahulu mengulum sepotong es kecil. Ketika kedua bibirnya bertemu dengan bibir pasangannya, sepotong es kecil itu kemudian diberikan ke dalam mulut pasangannya seraya tetap berciuman. Pasangannya dapat mengembalikan potongan es itu dengan kedua bibir tetap erat bersatu. Maka sensasi kenikmatan baru akan mereka dapatkan dengan berciuman gaya potongan es itu.Ciuman sensasi buahSeseorang mengulum buah-buahan kecil, seperti sepotong jeruk tanpa kulit atau buah anggur, kemudian mencium pasangannya. Ketika ia mencium, buah itu segera diberikannya ke dalam mulut pasangannya. Sensasi baru sudah pasti akan mereka dapatkan.Ciuman sensasi lelehanCiuman gaya ini dapat dilakukan oleh seseorang dengan mengulum atau memakan sesuatu yang dapat meleleh, seperti madu, susu manis atau es krim. Ketika ia telah mendekatkan bibirnya, sesuatu yang dikulumnya segera diratakannya dengan lidah pada bibirnya sendiri. Pasangannya akan menyedot bibirnya, kemudian saling memainkan lidah untuk saling berebut untuk mendapatkan sesuatu yang berada di mulut pasangannya. Kegiatan yang mengasyikkan, bukan? Ciuman sensasi rasa manisKali ini seseorang mengulum sesuatu yang manis, seperti permen atau kembang gula terlebih dahulu, baru kemudian ia menciumi pasangannya. Ketika bibir mereka telah beradu, ia segera memberikan sesuatu yang manis itu ke dalam mulut pasangannya. Setelah sejenak mengulum, pasangannya kembali memberikan sesuatu yang dikulumnya dengan posisi masih tetap saling berciuman. Bukankah itu sensasi baru yang melezatkan?Ciuman sensasi lipstikLipstik atau pewarna bibir bisa menjadi bahan penambah sensasi ketika berciuman. Sebelum berciuman, baik wanita maupun pasangan pria mengoleskan lipstik pada bibir masing-masing. Untuk menambah sensasi, boleh menggunakan lipstik dengan warna berbeda. Setelah puas mencium bibir, bisa pula diteruskan dengan ciuman gaya meluncur, yakni mencium leher, dada, maupun payudara. Bekas-bekas lipstik yang menempel di bagian-bagian tubuh itu akan menimbulkan sensasi baru yang menggemaskan.(tty)

12 November 2008

Ujung Kulon

Taman Nasional Ujung Kulon merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa Barat, serta merupakan habitat yang ideal bagi kelangsungan hidup satwa langka badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan satwa langka lainnya. Terdapat tiga tipe ekosistem di taman nasional ini yaitu ekosistem perairan laut, ekosistem rawa, dan ekosistem daratan. Keanekaragaman tumbuhan dan satwa di Taman Nasional Ujung Kulon mulai dikenal oleh para peneliti, pakar botani Belanda dan Inggris sejak tahun 1820. Kurang lebih 700 jenis tumbuhan terlindungi dengan baik dan 57 jenis diantaranya langka seperti; merbau (Intsia bijuga), palahlar (Dipterocarpus haseltii), bungur (Lagerstroemia speciosa), cerlang (Pterospermum diversifolium), ki hujan (Engelhardia serrata)dan berbagai macam jenis anggrek. Satwa di Taman Nasional Ujung Kulon terdiri dari 35 jenis mamalia, 5 jenis primata, 59 jenis reptilia, 22 jenis amfibia, 240 jenis burung, 72 jenis insekta, 142 jenis ikan dan 33 jenis terumbu karang. Satwa langka dan dilindungi selain badak Jawa adalah banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), surili (Presbytis comata comata), lutung (Trachypithecus auratus auratus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus), kucing batu (Prionailurus bengalensis javanensis), owa (Hylobates moloch), dan kima raksasa (Tridacna gigas). Taman Nasional Ujung Kulon merupakan obyek wisata alam yang menarik, dengan keindahan berbagai bentuk gejala dan keunikan alam berupa sungai-sungai dengan jeramnya, air terjun, pantai pasir putih, sumber air panas, taman laut dan peninggalan budaya/sejarah (Arca Ganesha, di Gunung Raksa Pulau Panaitan). Kesemuanya merupakan pesona alam yang sangat menarik untuk dikunjungi dan sulit ditemukan di tempat lain. Jenis-jenis ikan yang menarik di Taman Nasional Ujung Kulon baik yang hidup di perairan laut maupun sungai antara lain ikan kupu-kupu, badut, bidadari, singa, kakatua, glodok dan sumpit. Ikan glodok dan ikan sumpit adalah dua jenis ikan yang sangat aneh dan unik yaitu ikan glodok memiliki kemampuan memanjat akar pohon bakau, sedangkan ikan sumpit memiliki kemampuan menyemprot air ke atas permukaan setinggi lebih dari satu meter untuk menembak memangsanya (serangga kecil) yang berada di i daun-daun yang rantingnya menjulur di atas permukaan air. Taman Nasional Ujung Kulon bersama Cagar Alam Krakatau merupakan asset nasional, dan telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991. Untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Situs Warisan Alam Dunia, UNESCO telah memberikan dukungan pendanaan dan bantuan teknis. Masyarakat yang bermukim di sekitar taman nasional yaitu suku Banten yang terkenal dengan kesenian debusnya. Masyarakat tersebut pengikut agama Islam, namun mereka masih mempertahankan kebiasaan-kebiasaan, tradisi, dan kebudayaan nenek moyang mereka. Di dalam taman nasional, ada tempat-tempat yang dikeramatkan bagi kepentingan kepercayaan spiritual. Tempat yang paling terkenal sebagai tujuan ziarah adalah gua Sanghiang Sirah, yang terletak di ujung Barat semenanjung Ujung Kulon. Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:Tamanjaya dan Cibiuk. Pintu masuk utama dengan fasilitas, pusat informasi, wisma tamu, dermaga, sumber air panas.Pantai Kalejetan, Karang Ranjang, Cibandawoh. Fenomena gelombang laut selatan dan pantai berpasir tebal, pengamatan tumbuhan dan satwa.Pulau Peucang. Pantai pasir putih, terumbu karang, perairan laut yang biru jernih yang sangat ideal untuk kegiatan berenang, menyelam, memancing, snorkeling dan tempat ideal bagi pengamatan satwa satwa rusa di habitat alamnya.Karang Copong, Citerjun, Cidaon, Ciujungkulon, Cibunar, Tanjung Layar, dan Ciramea. Menjelajahi hutan, menyelusuri sungai, padang pengembalaan satwa, air terjun dan tempat peneluran penyu.Pulau Handeuleum, Cigenter, Cihandeuleum. Pengamatan satwa (banteng, babi hutan, rusa, jejak-jejak badak Jawa dan berbagai macam jenis burung), menyelusuri sungai di ekosistem hutan mangrove.Pulau Panaitan, dan Gunung Raksa. Menyelam, berselancar, dan wisata budaya/ sejarah. Musim kunjungan terbaik: bulan April s/d September. Cara pencapaian lokasi:Jakarta - Serang (1 1/2 jam via jalan Tol), Serang - Pandeglang - Labuan (1 1/2 jam) atau Jakarta - Cilegon (2 jam via jalan Tol), Cilegon - Labuan (1 jam) atau Bogor - Rangkasbitung - Pandeglang - Labuan (4 jam).Labuan - Sumur (2 jam), Sumur - Pulau Peucang (1 jam dengan kapal motor nelayan) atau Labuan - Pulau Peucang (4 jam dengan kapal motor nelayan).Kantor : Jl. Perintis Kemerdekaan No. 51, Labuan, Pandeglang 42264Telp. (0253) 801731; Fax. (0253) 804651E-mail : btnuk@cilegon.wasantara.net.idBadak Jawa (Rhinoceros sondaicus)Dinyatakan Menteri Pertanian, tahun 1980Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 284/ Kpts-II/92,luas 122.956 hektarDitetapkan —Letak Kabupaten Pandeglang, Provinsi BantenTemperatur udara 25° - 30° CCurah hujan Rata-rata 3.200 mm/tahunKetinggian tempat 0 - 608meter dplLetak geografis 6°30’ - 6°52’ LS, 102°02’ - 105°37’ BT “Dari Berbagai Sumber / http://www.dephut.go.id “